Kamis, 29 Desember 2016

Kekurangan kurikulum 2013


§  Kurikulum 2013 bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang      Sistem Pendidikan Nasional karena penekanan pengembangan kurikulum hanya didasarkan pada orientasi pragmatis. Selain itu, kurikulum 2013 tidak didasarkan pada evaluasi dari pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 sehingga dalam pelaksanaannya bisa membingungkan guru dan pemangku pendidikan.
§  Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan kurikulum     2013. Pemerintah melihat seolah-olah guru dan siswa mempunyai kapasitas yang sama.
§  Tidak adanya keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam      kurikulum 2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional (UN) masih diberlakukan. UN hanya mendorong orientasi pendidikan pada hasil dan sama sekali tidak memperhatikan proses pembelajaran. Hal ini berdampak pada dikesampingkannya mata pelajaran yang tidak diujikan dalam UN. Padahal, mata pelajaran non-UN juga memberikan kontribusi besar untuk mewujudkan tujuan pendidikan.
§  Pemerintah mengintegrasikan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar.
Tambahan dari kelemahan kurikulum 2013 yaitu guru jarang menjelaskan, karena guru banyak yang beranggapan bahwa dengan kurikulum terbaru ini guru sudah tidak perlu menjelaskan materi yang disampaikannya. Padahal kita tahu bahwa belajar matematika,  fisika,dll tidak cukup hanya membaca saja. Apalagi buku paket dari pemerintah yang belum dibagikan banyak siswa yang mengeluh karena tidak bisa memahami materi.
Maka dari itu kami menghimbau agar semua pihak dapat bekerjasama termasuk dinas terkait, guru dan pemerintah agar kurikulum ini dapat berjalan sebagaimana mestinya,bukan hanya rencana saja. Kami mendukung metode ini, tetapi dengan kerjasama semua pihak seperti dewan pengajar dan pemerintah.
2.      Kelebihan kurikulum 2013.
Sulit juga menyimpulkan kelebihan dari kurikulum 2013,mungkin yang menjadi kelebihan dari kurikulum 2013 adalah setiap anak atau siswa dituntut kreatif dan inovatif,selain itu ada juga yang namanya pengembangan karakter yang telah diintegrasikan ke dalam semua program studi.
Diantara keunggulan kurikulum 2013 yaitu siswa harus aktif dan kreaktif tak seperti kurikulum sebelumya, materi dikurikulum terbaru ini lebih kepemecahan masalah. Jadi siswa untuk aktif mencari informasi agar tidak ketinggalan mengikuti materi pembelajaran.  Penilaian didapat dari semua aspek. Jadi pengambilan nilai siswa bukan hanya didapat dari nilai ujianya saja, tetapi juga didapat dari nilai kesopanan, religi, praktek, sikap dan lain lain
Dari Padang (ANTARA News) – Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) Musliar Kasim memaparkan keunggulan kurikulum 2013 di hadapan ratusan mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan para dosen Universitas Bung Hatta Padang, Sumatera Barat.
Pemaparan berlangsung dalam seminar nasional bertema “Menyongsong Kurikulum 2013 mewujudkan Indonesia Cerdas 2020” yang diselenggarakan mahasiswa FKIP UBH di Kampus Ulak Karang Padang.
“Keinginan untuk memaparkan dan menjelaskan tentang kurikulum 2013 sudah lama, karena dalam perumusannya melibatkan sekitar 500 pakar dan ahli di bidangnya,” ujarnya.
Menurut Wamendikbud upaya penyempurnaan kurikulum 2013 karena melihat hasil tren pelajaran matematika internasional, menunjukkan hasil dari matematika, bahasa dan sains anak-anak Indonesia nilainya rendah.
Peserta didik dari Indonesia, hanya mampu menjawab soal-soal yang level kategori rendah hingga menengah saja, artinya bisa mencapai `intermediate`, sedangkan anak-anak dari berbagai negara seperti China, Korea dan Jepang termasuk Singapura, sudah dapat menjawab soal yang sulit dan level lanjutan.Ia mengatakan, jika dilihat data pada nilai matematika anak didik pada 2007 lebih tinggi dibandingkan pada 2011 –hanya mampu menjawab soal-soal hafalan.Oleh karena itu, tiga mata pelajaran (bahasa, matematika dan sejarah) untuk tingkat SMA menjadi wajib dan posisi terdepan dibandingkan yang lainnya.
Wamendikbud mengatakan, mencetak generasi yang berkualitas dan berdaya saing dengan kompetisi sesuai tuntutan dunia abad 2021, maka perlu dibentuk karakter dan keilmuan sejak sekarang.
Seperti apa generasi yang diinginkan dunia ke depan, katanya, perlu dididik dari sekarang agar dapat digunakan oleh anak-anak yang tamat 20-30 tahun ke depan.
“Kita ingin mewujudkan bahwa kompetensi yang dibutuhkan masyarakat abad 21, keseimbangan antara `soft skills dan hard skills`. Maka dalam kurikulum 2013 memberikan ruang agar anak dapat menguasai tiga kompetensi sekaligus, meliputi sikap, keterampilan dan pengetahuan,” katanya.
Alasan lain untuk penyempurnaan kurikulum tersebut, tentu melalui penerapan kurikulum 2013 supaya dapat membangun kecintaan peserta didik terhadap negara sendiri.
Musliar Kasim (Wamendikbud) menyampaikan, dalam kurikulum 2013 hasil tidak penting lagi, tapi bagaimana proses yang dilakukan peserta didik dimengerti dan dipahaminya.
Justru itu, ke depan menghitung bukan suatu hal yang penting dalam mata pelajaran matematika, tapi bagaimana anak didik memformulasikan, artinya anak yang akan mencari tahu dan bukan ditunjukkan seperti selama ini.
“Belajar untuk mata pelajaran matematika khusus untuk tingkat dasar akan lebih konkret lagi, seperti menghitung dengan menggunakan lidi dan jenis lainnya. Selama ini yang diketahui tentang matematika hanya menghitung dan ke depan bagaimana merumuskan,” katanya.
Jadi, pembelajaran yang cocok bisa merumuskan masalah, menanyakan dan bukan hanya menyelesaikan masalah dan menjawab semata, karena kalau hafalan akan mudah lupa.

“Yang penting dalam kurikulum 2013 bukan jawabnya, tapi prosesnya seperti apa peserta didik menyelesaikan persoalan itu, biar pun tidak benar, tapi prosesnya benar-benar berjalan,” tegasnya.Selain itu, tambah dia, metode pembelajaran ke depan menghindari pengerjaan yang mekanistis, tetapi lebih pada analitikal sehingga tidak seperti pekerjaan sehari-hari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar